Ekstasi- Methylenedioxymethamphetamine (MDMA). |
Ekstasi ((E, Ex, E n C, eccy, MDMA, XTC, telur, pinger, biscuit, disko, pil) adalah nama umum jalanan untuk Methylenedioxymethamphetamine (MDMA). Ekstasi, yang pada dasarnya adalah stimulan yang memiliki efek halusinogenik, beredar dalam bentuk pil yang berwarna-warni yang dibedakan oleh ”cap”. Biasanya ditelan, tetapi E juga bisa dihancurkan atau dihirup.
Cara kerjanya:
Stimulan dalam ekstasi memacu sistem syaraf pusat, sementara halusinogen pada obat tersebut pada saat yang bersamaan bereaksi terhadap persepsi. MDMA mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri dan menyebabkan penggunanya lebih waspada, dibangkitkan afeksinya dan lebih energetik. Ekstasi mulai “menunjukkan reaksinya” dalam waktu 20 menit setelah dikonsumsi, yang menghasilkan rasa gembira yang tiba-tiba dan mencapai puncaknya setelah kurang lebih satu jam. Akibat ini bisa berlangsung sampai delapan jam, diikuti oleh penurunan yang bisa disertai dengan rasa lelah dan iritasi. Akibat ini bisa diperparah jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain,termasuk alkohol.
Jangka pendek:
Ekstasi meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi, serta menaikkan suhu badan. Pengguna kehilangan nafsu makan dan berkeringat banyak,bahkan mungkin muntah. Beberapa orang bisa kegerahan, sementara efek samping seperti rahang yang terkatup tanpa sadar, kertak gigi dan pupil mata yang melebar merupakan hal yang biasa, seperti halnya kecemasan dan insomnia selama proses penurunan. Mengkonsumsi pil dalam lingkungan yang panas dan lembab (seperti pesta yang hingar bingar atau arena dansa yang liar) bisa
menyebabkan dehidrasi, dan meskipun jarang, gagal jantung dan kematian. Ada juga kasus-kasus orang menderita over-hidrasi dan keracunan air yang menyebabkan bengkak pada otak.
"Akibat dan kadar toksin untuk masing-masing pil tidak bisa diperkirakan, overdosis merupakan kemungkinan yang nyata."
Jangka panjang:
Meskipun pada tahap ini belum bisa disimpulkan,semakin banyak bukti yang menyatakan bahwa penggunaan ekstasi yang berulang-ulang
menyebabkan neurotoksin pada otak. Para pengguna berat melaporkan adanya gejala-gejala depresi (seperti kelesuan dan suasana hati yang berubah-ubah), kemampuan berkonsentrasi yang menurun dan rusaknya ingatan. Ini disebabkan oleh serotonin di dalam otak berkurang akibat penggunaan ekstasi. Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa penipisan serotonin ini bisa berlangsung lama (sampai tiga tahun) dan bahkan bisa menjadi permanen.
Intinya:
Sebagaimana narkoba terlarang lainnya, yang diproduksi di laboratorium halaman belakang yang sederhana, tidak ada jaminan dalam hal kontrol kualitasnya. Meskipun kandungan aktif dalam ekstasi seharusnya adalah MDMA, kebanyakan pil tidak benar-benar mengandung
unsur tersebut. Mengapa? Karena sulit untuk bisa mendapatkan bahan kimia dasar yang dibutuhkan untuk memproduksinya dan jelas sangat rumit untuk melakukan sintesis secara kimiawi.
Kebanyakan para pembuat pil menggunakan peralatan sederhana dan tidak segan-segan memangkas biaya jika mungkin. Hendaknya diingat, apapun yang dipikirkan atau dikatakan oleh pengedar atau teman
yang menjual pil, sangat diragukan apakah ia benar-benar mengetahui asal-usul barang tersebut, apalagi mempunyai kualifikasi untuk menjamin kualitasnya. Biasanya, mereka hanyalah mengulang apa yang dikatakan kepada mereka dari siapapun yang memberikan pil itu kepada mereka. Semuanya ini berarti, bukanlah MDMA yang Anda beli, melainkan hanyalah campuran methampthetamin dan halusinogen sintetis yang lain, termasuk Paramethoxyamfetamin (PMA), yang Anda dapatkan. Kandungan murah lainnya yang
digunakan untuk mengisi pil ekstasi bisa mencakup kafein, ketamin (obat bius kuda), parasetamol dan ibuprofen.
"Asupan air harus diatur secara aktif jika mengkonsumsi ekstasi – minum terlalu banyak sama bahayanya dengan minum terlalu sedikit."
- PMA – adalah obat dari jenis amfetamin yang memiliki ciri sebagai stimulan dan halusinogen danseringkali dijual sebagai atau terdapat di dalam ekstasi. Karena bekerja lambat, namun lebih kuat daripada MDMA, orang sering mengira bahwa pil mereka “ngadat” dan lalu mengkonsumsi pil kedua, sehingga mereka mengalami overdosis (OD). Telah banyak korban terekam oleh karenanya.
- Minyak yang disebut safrole, yang diekstrak dari akar, kulit pohon dan buah tumbuhan sassafrasdigunakan untuk membuat MDMA. Penggunaan sassafras pada manusia telah diketahui sebagai penyebab kerusakan hati permanen dan kanker. Dari tahun 2000-2004, National Coronial Information System (Sistem Informasi Pemeriksaan Kematian Nasional) mencatat 112 kematian yang berhubungan dengan ekstasi, 46 persen di antaranya dengan obat tersebut sebagai penyebab utama kematian.
- Sindrom serotonin bisa terjadi sebagai akibat dari penggunaan ekstasi baik sebagai obat anti depresi maupun akibat dari overdosis. Gejala-gejalanya meliputi agitasi, sakit kepala, kebingunan, gangguan detak jantung, kedutan pada otot dan, dalam kasus-kasus ekstrim, koma dan kematian
sumber : http://www.drugs.health.gov.au/
0 comments:
Post a Comment